Dosen Seharusnya Berposisi Menjadi Murid

by - October 15, 2020

 "You must be confused seeing what I teach today. It is ok, I also took a long time to understand at that time"

Kalimat itu diucapkan oleh Professor Finance di kampusku ketika beliau mengajarkan tentang salah satu instrumen derivatif yang memang cukup membingungkan, Options (Hak Opsi). Mengkombinasikan Opsi Put atau Call, Posisi short atau long, jenis American atau European, bahkan inovasi-inovasi financial engineering lainnya. Membingungkan.

Sebenarnya bukan hal yang aneh bagiku untuk membingungkan suatu materi. Aku rasa, aku memang cukup lambat memahami segala materi. Namun, aku benar-benar kagum dengan kata-kata yang keluar dari Professor Finance ku di hari itu.

Beliau mencoba menjadi murid. Memahami bahwa suatu materi itu sulit, dan menjelaskannya dengan mudah. Bahkan beliau pun masih menyadari bahwa kita tidak bisa langsung menyerapnya kemudian. 

Beliau mencoba menjadi murid. Mengingat bahwa memahami materi sulit itu butuh waktu. Tidak memaksa kita harus paham detik itu juga.

_____

Aku pernah berdiskusi dengan suamiku, kak Irfan, tentang kualitas mengajar dosen saat kita masih sarjana. Hal itu dimulai dari keadaanku yang baru mengerti tentang Finance secara mendasar ketika aku mulai belajar di kampusku di Jepang ini.

Kak Irfan pun berkata bahwa dia juga mengalami hal yang sama. Ada satu hal yang terlontarkan saat itu.

"Para dosenku tuh mencoba mengajarkan hal sulit dengan cepat. Padahal aku yakin, dia butuh 3 bulan untuk benar-benar mengerti tentang hal itu. Dia seakan-akan lupa bagaimana proses dia belajar saat menjadi murid"

Aku setuju. Aku juga sering menemukan dosen-dosen yang tetap mengajarkan materi sulit dengan cara yang sulit. Kalau kita tidak mengerti, rasanya kesalahan seperti ada di kita yang tidak mengerti. Aku pun dulunya juga berpikir demikian.

"Aku memang bodoh sih ya. Pantas saja gak ngerti"

Namun aku kaget, setelah aku pergi ke Jepang. Bahasan finance dan investment yang menurutku tidak bisa terjamah otakku, nyatanya sangat mudah aku terima setelah aku belajar Finance untuk S2 ku di Jepang ini.

Kalau memang sulit, harusnya aku malah semakin tidak bisa memahaminya mengingat Finance diajarkan dalam bahasa Inggris.

_____

Di saat yang sama, aku juga mendengarkan kelas yang membahas tentang seorang pakar ekonom yang bernama Carl Menger, Ekonom neo-klasik dari Austria. 

Diceritakan bahwa Carl Menger menjadi kaya karena banyak murid yang menyukainya. Di Austria menganut sistem bahwa dosen dibayar berdasarkan berapa banyak jumlah muridnya. Carl Menger terkenal sebagai seorang profesor yang dapat mengajarkan teori ekonomi yang rumit dengan mudah. Itulah mengapa banyak muridnya di University of Vienna mau jadi muridnya. Saking terkenalnya Carl Menger, bahkan dia diminta untuk menjadi gurunya pewaris tahta kerajaan Austria saat itu, Prince Rudolf.

Titik dari cerita itu ada di kemampuan seorang professor (dosen) yang dapat mengajarkan hal yang rumit menjadi mudah sehingga bisa dipahami oleh siapa saja.

Lihatlah, dengan sistem Reward and Punishment di kehidupan dosen disana. Jadi terlihat kan kalau dosen yang bisa mengajar dengan mudah bisa memiliki banyak murid dan mempengaruhi kesejahteraan sang dosen tersebut.

_____

Aku pribadi bercita-cita ingin menjadi dosen suatu saat nanti. Aku tidak tahu cita-citaku bisa tercapai atau tidak mengingat sistem rekruitmen dosen terlalu buram jalannya untukku.

Bagaimanapun, apa yang aku renungkan minggu ini, semoga bisa menancap dalam diriku saat aku bisa menjadi dosen suatu saat nanti.

Aku pun ingin mengambil kesimpulan bahwa dosen yang baik adalah dosen yang memposisikan dirinya sebagai murid. Memposisikan bahwa materi tingkat universitas itu memang sulit bagi para murid yang baru mendengarkannya. Berusahalah menjelaskan sesuatu dengan mudah sehingga siapapun bisa memahaminya.



With love,

Sintia

You May Also Like

0 comments

Instagram