Culture Shock di Negara Sendiri (?)
"Aku culture shock liat Indonesia yang macet dan banyak sampah berserakan"
Seorang temanku asli Indonesia yang hidup di Jepang berkata demikian seusai kembali dari libur pulang kampungnya.
Benar. Yang mengatakan itu orang Indonesia sendiri yang mengalami culture shock ('kekagetan budaya') di negara kelahirannya.
Aku kok merasa ada yang aneh ya hmm.
***
Semenjak aku back for good ke Indonesia, tidak terhitung berapa banyak teman diaspora yang menanyakan culture shock ku disini.
Aku masih bingung kenapa itu jadi pertanyaan umum yang ditanyakan oleh para diaspora pada orang yang kembali ke tanah kelahirannya sendiri.
Aku rasa bukanlah hal yang mengagetkan ketika melihat:
- Banyaknya kendaraan bahkan cenderung semrawut yang mengakibatkan kemacetan
- Orang buah sampah sembarangan
- Orang yang menyela antrian
Aku lahir di Indonesia dan aku rasa hal itu sudah aku ketahui sebelum aku pergi ke Jepang. Bukan suatu hal yang mengagetkan sama sekali menurutku.
Harusnya aku yang kaget berat ketika pertama kali datang ke Jepang
- Melihat jalanan yang lengang tanpa banyak kendaraan
- Lingkungan bersih padahal jumlah tempat sampah tidak banyak
- Orang-orang bisa dengan sabar menunggu antrian dengan rapi sama sekali tidak berdesakan.
Tentu saja harusnya kita sangat kaget melihat negara Jepang yang bisa jauh lebih baik dari negara kita.
Bukan berarti setelah kita terbiasa di Jepang dengan segala hal positifnya itu, kita pura-pura lupa kalau negara kita sejak kita tinggalkan pun memang memiliki hal-hal negatif tersebut.
***
Indonesia memang bukan negara maju. Tak bisa kita pungkiri itu.
Banyak masalah di dalam negara ini. Banyak sekali.
Itu dia bahkan negara ini menggelontorkan banyak dana di bidang pendidikan untuk berinvestasi ke generasi masa depan untuk perubahan yang lebih baik. Bahkan negara ini juga berinvestasi pada talenta-talenta terbaik bangsa untuk belajar di negara lain agar bisa memberikan sumbangsih perubahan untuk negara ini.
Coba kita nantikan saja bagaimana Indonesia bertranformasi menjadi negara dengan penduduknya yang lebih baik lagi.
***
Tapi sebenarnya mungkin memang wajar diaspora mengalami kekagetan ketika kembali ke Indonesia setelah lama meninggalkannya.
Wajar saja. Negara ini memang dalam perubahan.
Aku kaget ketika melihat orang Indonesia yang sudah lebih baik dalam mengantre.
Beberapa pelayanan pemerintah juga semakin baik, jauh lebih baik dari saat aku meninggalkan Indonesia beberapa tahun lalu.
Menurutku, itu sebuah kekagetan yang perlu kita sadari juga ya kan.
***
Sampai detik ini, tentu aku mengalami banyak kekagetan. Mungkin daripada istilahnya 'kekagetan budaya', lebih tepat aku mengistilahkan 'kelupaan akan kebiasaan dalam berbudaya'.
Yaa aku kadang sering lupa karena terbiasa dimanjakan banyak hal positif di Jepang.
- Aku lupa kalau pelayanan beberapa instansi pemerintahan di Indonesia masih menyebalkan.
- Aku lupa kalau orang Indonesia lebih sering merendahkan orang yang dianggap berkedudukan sosial rendah daripada dirinya. Merendahkan pelayan dan petugas kebersihan misalnya.
- Aku lupa kalau orang Indonesia suka sekali ikut campur privasi orang lain.
Dan lupa lainnya yang seharusnya tidak boleh aku lupakan.
Cukup kita yang sudah diberikan kesempatan untuk tinggal di luar negeri dan belajar banyak hal ini lah yang harusnya merubah diri kita untuk menjadi bagian Indonesia yang lebih baik.
Well, sebenarnya namanya budaya manusia yang terus berubah. Kekagetan sosial di negara sendiri yang sudah lama kita tinggalkan juga wajar kok.
Aku kadang juga kaget dengan kebiasaan orang Indonesia saat ini yang lebih banyak menunduk lihat gadget miliknya (?)
Hahaha begitulah budaya.
Entahlah. Menarik ya.
Sejauh ini, aku sangat nyaman bisa kembali lagi hidup di tanah kelahiranku di saat bersamaan bisa mencapai mimpi-mimpi keluarga kecil kami.
Sebuah anugerah yang tidak mungkin kami lupakan nikmatnya!
With love,
Sintia